Pembangunan Jembatan di Pasir Malang Oleh CV.Endah Tegar Utama Diduga Keras Asal Jadi
KARAWANG-Zonadinamikanews.com. Memperhatikan akan kondisi pembangunan sebuah jembatan di Babakan pasir Malang, dengan nomor kontrak 027.2/…./10.2.01.12.2.79/PPK-JLN/PUPR 2023, dengan nilai kontrak Rp.299.306.590.0 yang di ketahui di kerjakan oleh CV.Endah Tegar Utama.
Dalam proses pekerjaan mulai terlihat bahwa dugaan pelaksanaanya asal jadi atau kualitas konstruksi tidak memenuhi bobot yang baik.
Dugaan pekerjaan asal jadi dan berpotensi merugikan keuangan negara tersebut mendapat reaksi dan sejumlah masyarakat sekitar, karena di tuding, oknum kontraktor tidak proposional dalam bekerja, yang patut diduga hanya mengutamakan keuntungan tanpa memperhatikan akan kualitas konstruksi.
“Ini pekerjaan kondisinya parah banget, masih dalam tahap pelaksanaan, sudah banyak yang retak atau belah dengan ukuran lubang besar, namun kontraktor berupaya menutupi kerusakan yang belah tersebut, tapi walaupun di tambah, sudah di pastikan tidak akan bisa bertahan lama, apalagi pakai pasir warna kuning yang bercampur lumpur atau tanah merah dengan campuran semen yang asal-asalan, maka kekuatan daya rekat tidak maksimal, maka tidak akan bisa bertahan lama, kontraktornya terlalu cari untung dan pekerjaan tidak memenuhi standar spesifikasi” Terang Asep salah satu warga setempat.
Seraya berharap, agar Dinas PUPR Karawang melakukan pembongkar para pasangan batu tersebut, sebab bagaimana pun, karena pasangan batu pada siku pasangan tidak saling mengikat dengan baik, maka dalam waktu dekat, itu akan rontok lagi, tambahnya.
Potensi pekerjaannya tidak sesuai dengan spesifikasi, agaknya sulit untuk di bantah oleh oknum kontraktor, seperti dalam pengadaan material jenis pasir dan campuran adonan, serta tata letak batu pada siku pasangan bantu yang tidak mengikat dengan kuat.
Sehingga mental dugaan perilaku korupsi dalam pembangunan jembatan tersebut sangat rawan.
Pasalnya, pekerjaan dalam kondisi masih tahap pekerjaan, terlihat kondisi pasangan batu sudah mulai retak atau terbelah dengan kondisi yang menghakwatirkan, namun oleh oknum pelaksana, mencoba melakukan penghilangan jejak, dengan cara melakukan tambalan pada posisi pasangan batu yang terbelah tersebut.
Hal itu diduga keras karena campuran adonan tidak sesuai karangan yang telah di tentukan, di tambah dengan kondisi pasir terlihat jelas berwarna kuning seperti bercampur tanah lumpur, dan pasir ini diduga tidak di lakukan pemeriksaan kelayakan pada laboratorium.
Kondisi di lapangan yang cukup miris dan di khawatirkan konstruksi tidak bisa bertahan lama, karena potensi tipu-tipuan kondisi fisik terjadi, seperti tambalan pada siku pasangan baru.
Hal itu diduga tidak terlepas lemahnya pengawasan dari pihak PUPR Karawang, sehingga oknum kontraktor bisa bekerja lepas kontrol dan mengerjakan kontruksi semaunya.(B/W)