Tanpa kita sadari, hukum dan norma adat yang dulu menjadi pedoman hidup masyarakat perlahan mulai memudar. Dulu, adat bukan sekadar aturan, tetapi juga penuntun dalam bersikap — mengajarkan sopan santun, rasa malu, dan saling menghormati. Setiap orang paham batas-batas yang pantas dan tidak pantas dilakukan di tengah kehidupan bersama.
Namun kini, perlahan nilai-nilai itu kian tergerus oleh perubahan zaman. Salah satu contoh yang mudah terlihat adalah dalam penyelenggaraan pesta-pesta di kampung. Dulu, pesta menjadi sarana kebersamaan — tempat orang saling mengenal, bergembira dalam suasana kekeluargaan, dan menjaga tata krama. Tapi sekarang, banyak pesta justru meniru gaya kota: dentuman musik keras, lampu disko berkelap-kelip, dan suasana remang-remang menggantikan nuansa kebersamaan yang hangat.
Nilai-nilai kesopanan dan etika mulai tersisih oleh keinginan untuk “terlihat modern”. Bahkan, tak jarang pesta berlangsung hingga larut malam tanpa mempertimbangkan kenyamanan lingkungan sekitar. Norma adat yang dulu menuntun agar setiap kegiatan tetap menghormati ruang sosial dan nilai budaya kini seolah diabaikan.
Padahal, adat tidak pernah menolak kemajuan. Adat hanya mengingatkan agar kemajuan tidak mengikis martabat dan jati diri. Ketika kita mulai abai pada norma adat, sesungguhnya yang hilang bukan sekadar aturan, tetapi juga rasa hormat, kebersamaan, dan identitas yang selama ini menjadi kekuatan masyarakat desa.
Menjaga Akar, Menyambut Zaman
Kemajuan dan modernisasi memang tak bisa dihindari, tetapi kita tetap bisa memilih cara untuk menghadapinya dengan bijak. Lampu disko dan musik keras mungkin menghadirkan kesenangan sesaat, tetapi nilai adat memberi cahaya yang abadi — tentang hormat, kebersamaan, dan batas moral.
Mari kita rawat kembali nilai-nilai itu. Jadikan setiap pesta bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga cerminan budaya dan tata krama. Sebab tanpa adat, hidup kita akan kehilangan arah; namun dengan adat yang tetap hidup di hati, kemajuan apa pun tak akan mampu menghapus jati diri kita sebagai anak bangsa yang berakar pada nilai leluhur.













