SIDOARJO-Zonadinamikanews.com.Kelangkaan pengairan sawah, menjadi kerugian telak gagal panen bagi petani sawah, khususnya wilayah di Kecamatan Tarik, yang memiliki keluasan area persawahan 75Ha X 20 desa = 1500 Ha dan bila per/ hekto are menghasilkan 6 ton gabah maka ada 9000 tan gabah yang gagal diproduksi khusus Wilayah kecamatan Tarik.
Beberapa kepala desa di wilayah kecamatan Tarik, yang berkomentar dan tidak mau disebutkan namanya, mengutarakan,” Akibat di hentikannya, pengairan sawah, guna kelancaran pembangunan jembatan penghubung desa, akibatnya para petani tidak bisa beraktifitas dalam masa tanam selama 15 hari.
Akibat Pembangunan Jembatan Penghubung Desa Bendotretek dan Desa Wonoplintahan Kecamatan Prambon tahun Anggaran 2024 senilai Rp 3.350.000.000 yang telah dilaksanakan sekitar 45 hari ini, dengan menghentikan pengairan ini sebagai menjadi pemicu kerugian para petani di wilayah Kecamatan Tarik
Terkait hal ini Hary Subagyo Camat Tarik menanggapi konfirmasi lewat selulernya,” Pihak Kecamatan telah melakukan langkah solutif terkait pengairan sawah, dengan mengirim surat ke Bupati Sidoarjo dengan tembusan, dinas pangan dan pertanian juga dinas Pu BM dan SDA Kab Sidoarjo.” jawabnya.
Faktanya aliran air sungai Kedung uling dihentikan dari rolak songo, sudah semejak satu setengsah bulan, dengan keterangan kelancaran Pembangunan Jembatan di desa Bendo Tretek yang saat ini sedang melakukan pekerjaan stouss pell ( pengeboran).
Sementara pihak Kabid Dinas PU BM dan SDA Kabupaten Sidoarjo lewat selulernya mengatakan ,” Kelangkaan air di kecamatan Tarik memang dikarenakan Belum giliranya, saat ini sedang Gilir Bawah yaitu kecamatan Jabon, Porong dan sekitarnya ,baru besok wilayah tarik ,” terangnya.
Yoscan pemerhati lingkungan antikorupsi angkat bicara,” Jembatan Yang dibangun ini bukan jembatan fital, tidaklah layak Dinas PU BM dan SDA Para petani dan ini Jelas menghambat Program Asta Cita Presiden RI. (dr)