Proyek Rehabilitasi Bangunan SMAN 2 Lubuk Basung, Diduga Tidak Sesuai Spesifikasi.
Agam-Zonadinamikanews.com,-Ketidaksesuaian pemakaian bahan pada pembangunan rehabilitasi gedung SMAN 2 Lubuk Basun, Kabupaten Agam, Prov. Sumatera Barat, menjadi catatan buruk dan panjang bagi satuan kerja (Satker) Dinas Pendidikan.
Hasil pantauan di lokasi kegiatan tersebut, banyak ditemukan kejanggalan-kejanggalan yang patut dipertanyakan tentang Spesifikasi Teknis (Spek) yang menjadi Panduan Acuan Pelaksananya dan Hal ini terlihat jelas bahwa Pekerjaan yang sedang dikerjakan itu jauh melenceng sebab pengadukan Semen dan pasir diduga asal-asalan.
Adapun proyek dengan Pagu Rp. 2.400.416.000,- yang dananya bersumber dari DAK Tahun 2024, nomor kontrak : 425/023.FSK/SP/DAK-SMA/Sarpas-2024 tersebut dikerjakan oleh penyedia jasa CV. Citra Karya Mandiri dengan konsultan pengawas CV. Pilar Engineering.
Rehabilitasi ini dilakukan sebagai respons terhadap kondisi bangunan sekolah yang sudah tidak layak dan memerlukan perbaikan guna meningkatkan kenyamanan serta keamanan bagi siswa dan guru. Meski proyek pembangunan dengan anggaran cukup besar telah dilaksanakan, beberapa masalah masih ditemukan.
Dengan adanya temuan ini maka dilakukan Konfirmasi melalui via WhatsApp dengan Penyedia Jasa CV. Citra Karya Mandiri mengatakan, “Terkait waktu pengerjaan, itu kesalahan dari sekolah, bangunan itu harusnya sudah harus siap bangun oleh rekanan,tetapi sudah hampir 2 (dua) bulan bangunan itu tidak juga di bongkar oleh pihak sekolah. Jadi sudah hampir 2 (dua) bulan kontrak berjalan baru dibongkar bangunan tersebut, itupun kami dari rekanan yang menanggung biaya bongkarnya. Sementara di RAB tidak ada biaya Bongkar. Itu bukan kelalai kami kalau soal masalah keterlambatan pengerjaan”. Ucapnya.
“Dari dinas pun sudah menyuruh membongkar bangunan tersebut, kalau Dana DAK harus siap bangun lokasi tersebut, tau-tau tidak di bongkar, kami dari rekanan yang membongkar, dengam biaya bongkar Rp. 12 juta, dan tambah biaya pembuangan pembongkaran lebih dari 20 mobil”. Sambungnya.
“Uang Muka keluar 25%, dibawa bekerja 75% litermin keluar, sampai saat ini belum keluar literminnya. Yang retak-retak itu mungkin karena untuk mencapaikan kerja, ditunggu dana waktu tidak mepet, mungkin karena itu anggata kami, kadang ada yang sumbing sedikit, yang dilantainya itu mungkin karena hujan, corannya berlebih corkan ke lantai yang pecah itu mungkin karena kami mengejarkan memplester”. Tutupnya.
Adanya kelalaian kepala sekolah untuk pembongkaran bangunan yang lama, membuat terbengkalainya pengerjaan proyek tersebut.
(Andika/tim)