Kadisdik Taput Diminta Cek Persediaan Air di SMPN 5 Tarutung, Murid Buang Hajat di Semak-Semak
TAPANULI UTARA-Zoandinamikanews.com. Bontor A. Hutasoit, S.IP,M.SP sebagai Kepala Dinas Pendidikan Tapanuli Utara di harapkan membuka hati untuk memperhatikan akan keprihatikan yang di rasakan oleh para siswa dan guru di SMP Negeri 5 yang berlokasi di desa Banuarea, Kecamatan Tarutung, tapanuli Utara.
Bontor A. Hutasoit, S.IP,M.SP sebagai kepala Dinas Pendidikan Tapanuli Utara, saat di hubungi oleh media ini berjanji akan mengecek kondisi tersebut. “ Olo bang mauliate (oke bang terimakasih) jawabnya.
Pasalnya, sekolah ini tidak tersentuh akan program pemerintah dalam mewujudkan gerakan masyarakat Indonesia sehat, yang gencarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.Pengabaian itu sudah berjalan bertahun tahun.
Sehingga program pemerintah untuk menjaga kualitas Kesehatan di sekolah baik kepada guru, peserta didik dan lingkungan sekolah di SMPN 5 Tarutung, tidak tersentuh alias hanya omong kosong atau jauh panggang dari api.
Keberadaan SMP Negeri 5 Tarutung, yang berada di desa Hutapea Banuarea, seakan di lirik sebelah mata oleh pemerintah kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara, Ruang pendidik generasi anak bangsa ini, tidak mendapat perhatian serius dari tahun ke tahun oleh pemerintah, khususnya dalam penyediaan air bersih.
Sehingga program pemerintah dalam mewujudkan gerakan masyarakat Indonesia sehat,di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, agaknya hanya slogan semata. Kebijakan pemerintah untuk menjaga kualitas kesehatan. baik kepada guru, peserta didik dan lingkungan sekolah di SMPN 5 Tarutung, tidak tersentuh alias hanya omong kosong.
Sejumlah murid memilih buang air kecil di semak-semak, karena fungsi atau keberadaan WC tidak bisa di mamfaatkan sebagai mana mestinya, bau pesing di sejumlah WC sekolah pun tidak bisa di hindari, khususnya WC khusus murid atau anak sekolah.
Sejumlah siswa yang di ajak media ini berbincang-bincang, mengatakan, sangat kesulitan saat hendak bung air kecil dan besar,karena keberadaan WC sekolah tidak bisa di mamfaatkan sebagai mana mestinya, maka untuk buang air kecil dan besar, kerap memilih ngumpet di semak-semak.
“Ya kalau mau kencing, ke rambah-rambah saja (Ke semak-semak saja-red) habis kalau di WC susah air, sehinggasering kekurangan air untuk menyiram, ya pilih rambah-rambah (semak-semak) saja” kata sejumlah siswa.
Menanggapi fenomena menyedihkan tersebut, dibenarkan oleh Elipawel Hutapea selaku komite sekolah pada media beberapa waktu lalu.
“Ya hal itu tidak bisa kami sangkal, kita juga sangat miris bila melihat anak-anak itu buang air kecil di semak-semak, tapi apa daya, karena memang kondisinya begitu, bukan karena tidak ada WC sekolah, tapi WC tersebut tidak bisa di mamfaatkan dengan baik, karena kekurangan air, dulu air sempat di alirkan dari gunung atau yang di sebut tano ponggol, tapi seiring berjalanya waktu, sumber air dari gurung tersebut mati atau tidak mengalir lagi, dan kalau tidak salah, juga perna di buatkan sumur bor, lagi-lagi gagal, kemungkinan besar air sulit di tarik, karena posisi sekolah SMPN 5 Tarutung ini, berada di dataran tinggi” terang Elipawel Hutapea.
Lebih jauh Elipawel mengatakan, kebedaraan air yang ada di sekitar rumah warga jadi sasaran pihak sekolah, dikalah membutuhkan air, ya seperti untuk WC guru-guru dan juga mempergunakan air tampungan atau air hujan, dan bila di musi kemarau, ya kemungkinan besar, siswa lah yang mengambil air untuk mengisi bak WC para guru, hal itu dilakukan, karena situasi yang memaksakan.
“Semoga pemkab Tapanuli Utara tergerak hatinya untuk mencari solusi guna pengadaan air bersih di lingkungan sekolah SMPN 5 Tarutung, yang jelas, SMPN 5 Tarutung ini, sangat krisis air bersih”.(budiman)