Agam-Zonadinamikanews.com,-Menyangkut persoalan infrastruktur masih dianggap masyarakat banyak belum tuntas salahsatunya Jembatan Labuhan Tiku V Jorong yang Terbengkalai dan Rugikan Masyarakat.
Proyek Jembatan menuju Subang-subang di Jorong Labuhan, Nagari Tiku V Jorong, yang dibangung dengan dana hibah BPBN tahun 2022 senilai Rp. 986 juta berakhir dalam pengerjaan 60 persen dan terbengkalai.
Saat ini kondisi terakhir jembatan udah banyak lapuk dimakan karat, besi-besi yang bercokol diluar, maklum bangunan jembatan ini berada dikawasan pantai.
Jembatan ini dibangun diatas daratan, tidak ada menyeberangi sungai, disamping kiri arah dari pantai menuju Subang subang, terbentang jalan setiap saat dapat dilintasi, baik mobil bermuatan buah sawit (TBS), maupun mobil bermuatan bahan lainnya.
Beberapa waktu lalu masyarakat mengomentari azas manfaat dari jembatan disana tidak ada sungai, yang ada hanya saluran kecil yang tidak dapat diarahkan ke Sungai (Batang) Antokan”. Tutur Molon
Jika digabungkan dengan saluran galian perusahaan perkebunan, akan menimbulkan banjir, karena muaranya tersumbat” sambungnya
Jembatan di Jorong Labuhan, Nagari Tiku V Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, terbengkalai dari pembangunan tahun 2022, tidak dilanjutkan lagi pembangunannya, ruas jalan tempat dibangun jembatan ini sudah diserahkan ke Pemda Kabupaten Agam jadi asset Provinsi Sumatera Barat dan tidak melanjutkan lagi pekerjakan jembatan tersebut.
Molon berharap agar pembangunan jembatan ini segera dilanjutkan untuk mencegah pelapukan besi semakin parah, karena proyek yang terbengkalai seperti ini merugikan masyarakat dan negara “Sayangnya pekerjaan jembatan ini tidak selesai dan tidak akan dilanjutkan lagi”. Ungkapnya.
Proyek Pembangunan jembatan yang terbengkalai ini seharusnya bermanfaat. Namun, fakta di lapangan justru mengungkapkan ketidaksesuaian pengerjaan dengan standar yang ditetapkan. Hal ini semakin mempertegas perlunya pengawasan ketat dan transparansi dalam pengelolaan anggaran daerah.Warga jorong labuhan kini menanti respons tegas dari pemerintah dan aparat penegak hukum untuk memastikan setiap rupiah dari dana rakyat digunakan secara bertanggung jawab. Jika tidak, jembatan yang dibangun dengan biaya fantastis ini hanya akan menjadi simbol pemborosan tanpa manfaat nyata.
“Tidak hanya dana dari pemerintah, pembangunan jembatan tersebut juga menggunakan uang swadaya masyarakat senilai Lebih kurang Rp. 100 juta.”ucap ketua Pemuda Jorong Labuhan.
“Setiap air pasang, didekat jembatan pasti selalu ada buaya yang berkeliaran, yang dapat membahayakan lingkungan masyarakat. Jadi untuk apa jembatan di bangun jika tidak memiliki manfaat”. Sambungnya
“Masyarakat korong labuhan mendesak pemerintah daerah dan pihak terkait untuk segera mengevaluasi kinerja Dinas PUPR Agam serta menyelidiki dugaan penyimpangan yang terjadi. Jika terbukti melanggar, maka sanksi tegas harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat untuk memastikan tata kelola yang lebih baik di masa depan.
“Pelanggaran seperti ini tidak hanya merugikan masyarakat dari segi kualitas infrastruktur, tetapi juga mencoreng kepercayaan publik terhadap pemerintahan yang seharusnya mengutamakan pelayanan dan pembangunan yang transparan serta berintegritas.”. Tutupnya.
(Sahur Caniago).