KARAWANG-Zonadinamikanews.com.Ketua Umum LSM GPRI,H.Marjuni Irchandi,SH mendesak Ir. Bastari, M.Eng sebagai Kepala BBWS Citarum Jawab Barat,agar memerintahkan pihak CV.Mudya Nusantara asal Bandung,agar menunaikan tanggungjawabnya dengan benar dalam perbaikan Bronjong sungai Ciherang Desa Balong Gandu,Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Desakan bukan tidak punya alasan,desakan perbaikan kembali itu dilakukan akibat kondisi pekerjaan dalam pemasangan Bronjong nampak jelas ada yang kurang beres, dengan adanya tumpukan batu tanpa di ikat dengan kawat Bronjong.
” Saya mohon dengan tegas kepada Ir.Bastari.M.Eng agar memerintahkan anak buahnya turun ke lokasi pemasangan Bronjong Dalam programnya penanggulangan bahaya longsor di BBWS Citarum.dan memerintahkan pihak CV. Mudya Nusantara melakukan tugasnya dengan benar dilapangan.Pasca ambruknya pemasangan Bronjong di bantaran sungai Ciherang Desa Balonggandu Kecamatan Jatisari Karawang, Jabar, yang merupakan Program Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat , Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Citarum. Dalam programnya penanggulangan bahaya longsor di BBWS Citarum” tegas Marjuni.
Marjuni menambahkan, kami melihat kondisi lapangan, sangat kontras adanya kejanggalan,karena adanya tumpukan batu tanpa diikat dengan kawat Bronjong,ini maksudnya apa,kenapa tidak di ikat,bila hal itu di biarkan, yang berdampak adalah masyarakat sekitar,apalagi keberadaan Bronjong tersebut adanya di sisi jalan masyarakat.
Bila pihak BBWSC Bandung tidak mendesak pihak pelaksana untuk melakukan perbaikan,maka tidak menutup kemungkinan hal ini kami laporkan pada pihak berwajib.Karena proyek ini menghabiskan anggaran 3 miliar lebih.ujar Arjun Siapa di sapa.
Ironisnya, pengakuan dari salah seorang aparat desa Balong Gandu,pada media ini mengatakan, mencuatnya kondisi Bronjong ini di media massa seakan membuahkan hal kurang memuaskan atas ucapan pihak BBWSC pada pihak desa.
“Setelah berita itu turun, ada perkataan salah seorang dari pihak BBWSC bahasa yang kurang enak,dan bila masalah ini tidak bisa di amankan, maka program selanjutnya tidak akan di turunkan ke Desa Balong Gandu.Padahal yang kurang maksimal bulan desa,namun pihak kontraktor,koh Mala kami dari desa di salahkan” kata seorang staf desa.
Diketahui, Rifki Rinaldi selaku pelaksana dalam pembangunan Bronjong di sungai Ciherang Desa Balong Gandu,Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat diduga keras permainkan fisik dan kualitas pemasangan Bronjong Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC).
Simak vidio lapangan disini
Proyek yang bernilai kontrak Rp. 3.042.000.000,- dengan nomor kontrak : HK 02.01/Satker OPS DAC/ PPK OPSDA 11-AV/ 22-2022 yang bersumber dari APBN.perlu mendapat perhatian serius dari pihak kuasa pengguna anggaran (KPA), hal ini demi penyelamatan uang negara dari oknum kontraktor nakal.
Mencuatnya dugaan rekayasa fisik Bronjong ini ke publik sebagaimana di berikan media ini, membuat Rifki Rinaldi menghilang dari komunikasi serta memilih memblokir nomor WhatsApp wartawan ketimbang memberikan klarifikasi, tindakan tersebut, semakin membuktikan,bahwa dugaan rekayasa fisik pada proyek tersebut semakin sulit untuk di sangkal.
Dugaan mulusnya praktek culas tersebut disinyalir kerjasama dengan Oknum pengawas yang hanya menerima laporan di belakang meja tanpa melakukan cross check ke lapangan, dalam perbaikan Bronjong di Ciherang.
Pasca ambruknya pemasangan Bronjong di bantaran sungai Ciherang Desa Balonggandu Kecamatan Jatisari Karawang, Jabar, yang merupakan Program Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat , Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Citarum. Dalam programnya penanggulangan bahaya longsor di BBWS Citarum.
Namun pemasangan Bronjong di bantaran sungai Ciherang Desa Balonggandu Kecamatan Jatisari Karawang Jabar, ambruk dalam usia belum seumur jagung.
Namun dalam perbaikan tersebut diduga keras hanya sebatas rekayasa dan pembohongan publik,serta rawan manipulasi fisik dan dokumen.
Rifki Rinaldi selaku pelaksana, pada tanggal 15 Februari 2023 kembali melakukan perbaikan terhadap Bronjong tersebut.dan mengaku bahwa perbaikan sudah beres atau sudah selesai.
“Sudah bang,BPK minta segera diperbaiki,Di sisa masa pemeliharaan, Besok ke kantor BBWSC untuk penagihan” jawab Rifky 21 Februari 2023 via WhatsApp.
Namun dalam proses perbaikan dilapangan, Rifki Rinaldi selaku pelaksana tidak ada niat melakukan pengawasan dilapangan, dan hanya sebatas memerintahkan pekerja untuk memperbaikinya.
Dalam pengamatan media ini,proses perbaikan hanya memakan waktu dua hari, dan menurut pekerja,Rifki Rinaldi tidak turun kelapangan.dan pekerja mengaku tidak memakai material tambahan dalam perbaikan Bronjong yang ambruk tersebut.
“Tidak ada material tambahan dalam perbaikan,hanya merapikan saja,dan pak Rifki tidak turun ke lokasi selama ada perbaikan” Ucap pekerja saat di temui di lokasi.Seraya mengungkap kelemahan dalam proses pembuatan Bronjong sehingga rentan ambruk.
“Awalnya,kalau pemasangan Bronjong ini memakai angkur yang maksimal, tidak akan terjadi begini,padahal di sekitar sini banyak bambu,apa salahnya beli bambu disini banyak,dan bambu tersebut ditancapkan ke dalam tanah,dengan maksimal,hal itu demi menambah kekuatan daya tahan saat terjadi pergeseran tanah” terang pekerja.
Dalam proses perbaikan Bronjong,pihak pelaksana seakan tidak mau rugi dalam memperbaiki akan kesalahannya, khususnya dalam memperbaiki Bronjong tersebut. sehingga diduga keras berusaha memanipulasi kondisi Bronjong, tanpa memperdulikan akan kualitas Bronjong tersebut.Sebab proses perbaikan, penambahan material jenis batu dan kawat Bronjong tidak ada,hal itu juga di benarkan oleh pekerja dilapangan.
“Tidak ada material tambahan dalam perbaikan Bronjong ini,maka kami hanya bisa bekerja apa adanya dan berusaha terlihat rata posisi Bronjong,makanya kami susun batu dan timbunan tanah di atas Bronjong agar kelihatan rata”.
Hasil pengamatan media ini lapangan,dugaan manipulasi pada kondis pisik pada perbaikan Bronjong tersebut, pihak CV. Mudya Nusantara.
Fisik Proyek BBWSC di Manipulasi Pemborong? Begini Fakta Bronjong Sungai Ciherang
Sekitar ada 8 poin yang diduga direkayasa oleh pelaksana dalam perbaikan Bronjong tersebut, seperti, Tidak dilakukan pembongkaran Bronjong secara utuh pada Bronjong yang amblas.Sehingga jelas kondisi Bronjong melengkung akibat amblas.
Tidak ada penambahan material jenis batu untuk Bronjong yang amblas,sebaliknya pengurangan kawat Bronjong, sehingga ketinggian bronjong sangat jauh berbeda dari semula. Terjadinya hanya penumpukan batu dan timbunan tanah diatas Bronjong,guna mensiasati pasangan Bronjong terlihat rata.
Adanya tumpukan batu belah dua lapis tanpa di ikat atau tanpa di bungkus dengan kawat Bronjong, sepanjang kurang lebih 7 meter. dan di khawatirkan batu tersebut akan mudah berserakan bila di injak orang.
Banyak Rongga rongga besar pada pasangan batu Bronjong. serta Kondisi akan ketinggian bronjong terlihat berbeda jauh,karena tidak adanya penambahan pasangan Bronjong.Pengikatan Bronjong dengan Bronjong yang lain tidak maksimal. Pengisian batu pada Bronjong tidak padat,sehingga kawat Bronjong kendor saat di tarik.
Ironisnya,masih ada kondisi Bronjong yang amblas tanpa ada perbaikan sama sekali,alias dibiarkan begitu saja. (Budiman)