Selamat Datang di Website Kami, Hadir Untuk Mengungkap Fakta Dalam Berita, Terbuka Untuk Menerima Pengaduan Hub Kami di WA:0858 8835 9460

Tanah Pembangunan Jalan Tol Padang-Sicincin Belum di Bayar, PT HKI Dinilai Tidak Manusiawi Korbankan Petani Ikan

PADANG PARIAMAN-Zonadinamikanews.com,- Jeritan hati sejumlah masyarakat Kapalo Hilalang Kecamatan 2×11 Kayu, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Utara, selain tanahnya belum bayar oleh pemerintah, tanah tersebut di pakai untuk pembangunan jalan tol, juga  sejumlah petani ikan menilai pekerja di jalan tol yakni dari PT. Hutama Karya infrastruktur (PT. HKI ) Persero, tidak manusiawi, dan membiarkan sejumlah petani terancam mati kelaparan, karena tidak bisa memanen ikan peliharaannya.

“Ya sebenarnya, tanah untuk di jadikan jalan tol tersebut, belum juga di bayar ganti rugi oleh pemerintah, sementara tanah kami itu, sudah di buldozer untuk pembangunan jalan tol, ditambah lagi, kami sebagai petani ikan, ikut korban, dampak dari proyek tersebut, waktu yang kami berikan 3×24 jam, bila pihak PT, HKI tidak respon, maka kami yakini, jalur proyek akan kami blokir” kata salah seorang warga.

Proyek nasional dalam pembangunan proyek jalan tol Padang-Sicincin di Nagari Sicincin dan Nagari Kapalo Hilalang Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman,  diduga keras telah berdampak dan merusak usaha Bubidaya Ikan aliran air deras masyarakat.

Peristiwa memilukan tersebut, sudah terjadi hingga berbulan-bulan, namun pihak terkait, baik pihak pelaksana dan pemerintah seakan tutup mata, alias masa bodoh.

Ironisnya lagi, diduga keras demi mengelabui para petani ikan tersebut, pihak PT.HKI mengeluarkan surat pernyataan siap membantu, namun surat tersebut disinyalir surat palsu, karena surat tersebut tidak di bubuhi stempel dan tanda tangan pihak PT.HKI.

Sementara dampak dari proyek tersebut, masyarakat mengeluhkan banyaknya ikan yang mati lantaran air yang selama ini mengaliri tambak keruh, dan terancam gagal panen.

Menurut pemilik salah satu Pembudidaya Ikan aliran air deras ini mengaku merugi hingga ratusan juta rupiah dan terancam gulung tikar di mana kualitas air di irigasi yang mengaliri air ke kolam-kolam ikannya sangat keruh karena membawa material-material pembangunan jalan tol STA 33-500 sid STA 35-000 Padang-Sicincin sangat-sangat berpengaruh sekali.

Walaupun warga petani ikan tersebut. sudah melaporkan akan peristiwa yang dialami, namun pihak  PT Hutama Karya Infrastruktur (Persero) atau PT HKI sebagai penanggung jawab. hingga kini tidak memberikan tanggapan atau mencarikan solusi terkait masalah tersebut.

“Perikanan ini sudah gagal panen Pak jadi enggak bisa apa-apa lagi, ini sudah menyangkut berkelangsungan hidup kami masalah ekonomi untuk ke depannya mungkin kami enggak tahu lagi untuk berbuat apa jadi total kerugian kami mencapai ratusan juta,” Ungkapnya.

Dia menjelaskan penyebabnya itu tadi timbunan tol yang mengalir ke irigasi ke para pengusaha kolam jadi tanah yang dibawa irigasi tadi mengalir ke kolam.

Dalam kondisi normal jalannya usaha budidaya ikan pada kolam air deras  yang dilakukan oleh pembudidaya ikan di Nagari Kapalo Hilalang sebagai berikut :

Dengan padat tebar  300 ekor/m3 ukuran 8 – 12 cm, dan mortalitas 30%, maka saat  panen akan diperoleh 210 ekor  ikan. Dengan  masa pemeliharaan  4 bulan dan ukuran ikan saat panen  3 – 4 ekor/kg (rata-rata 4 ekor/Kg) ,  maka akan diperoleh hasil panen sebanyak 52 Kg. Dengan konversi  pakan 1,3 maka selama pemeliharaan membutuhkan pakan sebanyak 52 Kg X 1,3 = 67 Kg.

Dengan padat tebar  300 ekor/m3 ukuran 5 – 8 cm, dan mortalitas 30%, maka saat  panen akan diperoleh 210 ekor  ikan. Dengan  masa pemeliharaan  4 – 6 bulan dan ukuran ikan saat   panen  3 – 4 ekor/kg (4 ekor/Kg), maka akan diperoleh hasil panen sebanyak 52 Kg. Dengan konversi  pakan 1,3 maka selama pemeliharaan membutuhkan pakan sebanyak 52 Kg X 1,3 = 67 Kg.

Perbedaan padat tebar antara ukuran 5 – 8 cm dan 8 – 12 cm adalah pada lamanya masa pemeliharaan. Semakin besar ukuran ikan yang ditebar ,maka akan semakin pendek masa pemeliharaan.

Dalam kondisi adanya penurunan kualitas air akibat kekeruhan air sebagai dampak dari pembangunan jalan tol di Nagari Kapalo Hilalang maka hasil panen mengalami penurunan    rata – rata sebesar 2/3 dari hasil panen pada saat konsisi normal. Contoh : pembudidaya ikan yang pada kondisi normal panen sebanyak 4 ton maka  dengan adanya gangguan akibat kekeruhan dampak dari pembangunana jalan tol hanya bisa dipanen 1 ton 50 Kg ditambah sortiran (lebih kuran 1/3 dari hasil panen normal).

Pembudidaya ikan yang terdampak penurunan kualitas lingkungan akibat kekeruhan air  dampak pembangunan jalan tol sebanyak 15 orang petani yang terkena dampaknya.

Merasa tidak di tanggapi oleh pihak PT.HKI, sejumlah Tokoh masyarakat serta warga yang bergabung dalam kelompok tani Budidaya Ikan Aliran Air deras mendatangi kantor Camat 2×11 Kayu Tanam  menemui Camat serta Wali Nagari meminta keadilan dan pertanggung jawaban dari PT HKI. (Z)

BAGIKAN BERITA

You cannot copy content of this page